Pentingnya Bepergian (Rihlah) Bersama Keluarga



Libur telah tiba … horee …horee… horee …… mari rihlah bersama keluarga , kelak momen ini akan menjadi memori yang membahagiakan dan menyenangkan bagi anak-anak .
Sebagaimana halnya orang yang sibuk beraktifitas hari-harinya, perlu waktu luang untuk untuk istirahat dan itu hak badan mahluk hidup. Itulah bagian dari sistem tawazun (keseimbangan) yang Tuhan ciptakan. Bagaimana dengan aktifitas berkeluarga? Tentunya, konsep tawazun/keseimbangan ini juga harus dijalankan terutama oleh seorang kepala rumah tangga, bila menginginkan keluarga yang harmonis. Pastinya, kecerdasan kita dalam mengalokasikan waktu menjadi salah satu kunci keharmonisan rumah tangga. Terkait dengan konsep tawazun, rihlah (tamasya) adalah satu hal yang kadang terlupakan dalam aktifitas berumah tangga. Nama lain rihlah adalah berdarmawisata atau biasa juga disebut tamasya.
Beberapa alasan yang sangat lazim terungkap adalah karena sibuk bekerja, berbisnis, berdakwah, berorganisasi, sampai alasan keuangan. Karenanya, tidak sedikit keluarga yang menjadikan rihlah hanya agenda yang 6 bulanan saja, bahkan mungkin 1 tahunan. Padahal, kebutuhan sebuah keluarga untuk rihlah idealnya setiap bulan, bahkan lebih sering lagi.
Meminjam kisah dari adviser keluarga sakinah, Muhammad Nuh menceritakan sebuah keluarga yang pernah berkonsultasi kepadanya. Ada seorang anak bertanya kepada ayahnya yang super sibuk dalam berbisnis, “Pak, berapa uang yang Bapak hasilkan selama sebulan?” Ketika disebutkan angka-angka rupiah oleh bapaknya, dengan cerdasnya si Anak itu menghitung. Kemudian, satu ungkapkan yang membuat terperanjat sang bapak keluar dari mulut anak yang polos itu “Berarti dalam sehari bapak dibayar segini, jadi dalam sejam bapak dibayar segani. Baiklah Pak, saya akan bayar bapak sekian jam untuk pergi tamasya dekat kampung kita bersama kami, anak-anakmu.”
Barangkali juga pernah mendengar ketika sebuah keluarga sering ditinggal bapaknya yang sibuk berorganisasi dan beraktifitas dakwah. Suatu saat ketika sang bapak berpamitan untuk pergi dengan alasan harus mengurus umat, anaknya yang polos mengatakan “Bukankah kami juga umat, kapan Bapak mengurus kami?”
Pertanyaan-pertanyaan dari anak tak berdosa ini tentunya tidak akan kita biarkan begitu saja. Itu akibat dari ketidakseimbangan kepala keluarga dalam mengalokasikan waktu, sehingga ada hak-hak keluarga yang terlupakan. Inilah sebabnya, mengapa rihlah keluarga termasuk kebutuhan yang saya anggap begitu penting.
Rihlah keluarga menjadi salah satu jawaban, untuk menjaga harmonisasi hubungan dengan mereka, istri dan anak-anak. Sebagai kepala keluarga jangan sombong ketika mampu memberi uang banyak ke keluarga, karena melalui rihlah salah satu cara canggih menjaga hubungan harmonis keluarga. Sekaligus gizi mata memandang keindahan yang tak biasa, walaupun hanya sebuah pohon, itu pengandaiannya.
Libur telah tiba … horee …horee… horee …… mari rihlah bersama keluarga , kelak momen ini akan menjadi memori yang membahagiakan dan menyenangkan bagi anak-anak .

Comments

Popular posts from this blog

Pertolongan Allah Kepada Mujahiddin Gaza

Tips Sukses Bisnis dari Rumah Halal Mart HPAI